Kaligrafi  Arab  atau  yang  biasa  disebut  dengan khat, berkembang dari zaman ke zaman dan menemukan kaedah penulisan yang baku sebagai tolak  ukur  penulisan  kaligrafi  yang  baik  dan  indah.  Penetapan  jenis-jenis kaligrafi  tertentu  sebagai  kaedah  baku  penulisan  kaligrafi  telah memunculkan berbagai kaligrafi  yang dianggap oleh para penulis kaligrafi sebagai kaedah yang paling indah.

Ada  beberapa  jenis  khat  yang  menjadi  acuan  penulisan  kaligrafi yang baku. Hal ini karena jenis kaligrafi inilah yang sering digunakan dalam lomba MTQ nasional cabang kaligrafi. Jenis-jenis kaligrafi baku inilah yang populer  digunakan  pada  berbagai lomba  dan  dipelajari  oleh  para  penulis kaligrafi di Indonesia.

Jenis-jenis kaligrafi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Khat Naskhi
Khat Naskhi memiliki bentuk yang paling sederhana dan mudah dibaca. Khat jenis ini biasa digunakan dalam penulisan mushaf Al-qur’an dan  naskah-naskah  tertentu. Khat Naskhi  memiliki  beberapa  ciri, diantaranya adalah:
  • Jarak huruf yang rapat dan teratur.
  • Susunan  huruf  yang  terpisah  dan  bersambung  dalam  bentuk  yang wajar.
  • Khat Naskhi memiliki keselarasan dan kesempurnaan hubungan satu kata dengan kata lainnya dalam satu garis lurus.
  • Khat Naskhi memancarkan keindahan dalam setiap sapuan garis pada setiap huruf.

Kaedah penulisan ini oleh Ibnu Muqlah disebut sebagai Al khaatal mansuub.

Sebelum  disebut  dengan  Khat  Naskhi,  khat  ini  disebut  dengan khat  Badii’.  Khat  Naskhi  berkembang  mulai  abad  ke  5  tahun  Hijriah. Disebut sebagai khat Naskhi karena, khat Naskhi sering digunakan untuk Membaca Al-qur’an wajib hukumnya menggunakan makharijul huruf yang  tepat  dan  wajib  menggunkan  ilmu tajwid.  Membaca  Alqur’an  menggunakan  khat  Naskhi  akan  mempermudah  dalam menyempurnakan  bacaan tajwid serta makharijul  huruf yang  baik  pula. Tulisan  khat  Naskhi  adalah  yang  paling  banyak  digunakan  untuk menuliskan  Al-qur’an,  buku-buku  hadits,  dan  buku-buku  keagamaan demi  menjaga  bahasanya  yang  asli,  dan  itu  demi  kemudahan  dalam membacanya dan menghindari kesalahan-kesalahan dalam membaca.
Khat Naskhi

2) Khat Tsuluts
Khat  Tsulus  berkembang  pada  masa  kerajaan  ‘Abasiah. Dinamakan dengan khat Tsuluts karena, penulisan khat Tsuluts sepertiga lebih panjang dari khat lainnya. Khat Tsuluts memiliki hiasan ornamental pada  penulisannya  dengan  menyesuaikan  komposisi  huruf  yang  ditulis.

Khat Tsuluts biasa digunakan untuk hiasan-hiasan dinding dan dekorasi masjid. Karakter tulisannya yang terkesan mewah dan tegas terlihat di setiap  goresannya. Khat ini  jarang  digunakan  dalam  penulisan  naskah, karena kurang praktis dalam penulisannya.

Khat Tuluts berkembang pada abad ke 3 Hijriah.  Ibnu Muqlah adalah orang yang pertama kali disebut sebagai orang yang mematenkan bentuk  kaedah  penulisan  khat  Tsuluts.  Khat  Tsuluts  merupakan  jenis tulisan  kaligrafi  arab  yang  paling  sulit  cara  penulisannya.  Dari  segi penulisan  bentuk  huruf,  dan  komposisi  penulisan  huruf.  Bentuk  hurufhuruf khat Tsuluts memiliki ukuran yang lebih panjang dari bentuk huruf khat  lainnya.  Bentuk  khat  tsuluts  mewakili  bentuk-bentuk  huruf  khat lainnya, sehingga khat Tsuluts disebut juga dengan Ummul Khaat.

Khat Tsuluts memiliki ciri-ciri bentuk huruf sebagai berikut:

  • a) Bentuk huruf yang lebih panjang.
  • b) Karakter  huruf  yang  cocok  ditulis  dengan  komposisi  huruf  saling tumpuk.
  • c) Memiliki tanda baca yang lengkap.
  • d) Keserasian  dan  keseimbangan huruf-huruf  dalam  sebuah  komposisi penulisan.
  • e) Tidak selalu ditulis dalam urutan garis lurus.
Khat Tsuluts tidak selalu ditulis berjajar, sehingga memerlukan ketelitian  ketika  membaca  khat  Tsuluts.  Huruf-huruf  yang  bertumpuktumpuk  tidak  mudah  untuk  dibaca bagi  orang  yang  belum  mengetahui tulisan Arab dengan baik.
Khat Tsuluts

3) Khat Riq’ah
Khat Riq’ah  berkembang  dari  zaman  Turki  Ustmani  sekitar tahun  1280M.  Tujuan  diciptakannya khat jenis  ini  mulanya  untuk menyatukan  penulisan  para  pegawai  kerajaan.  Sehingga,  seluruh masyarakat  hanya  menggunakan khat Riq’ah  untuk  menulis  segala sesuatu  menurut  aturan  pemerintah.  Ciri-ciri  dari khat Riq’ah  adalah huruf-hurufnya  yang  berbentuk  sederhana  dan  lebih  mudah  ditulis dibandingkan  dengan khat Naskhi.  Karenanya,  pada  surat  kabar  dan majalah yang menggunakan bahasa Arab lebih sering menggunakan khat Riq’ah  untuk  penulisannya. Selain  lebih  praktis, khat Riq’ah  lebih mudah  penulisannya  dan  dapat  memuat  banyak  tulisan  dalam pencetakannya di media cetak

Khat Riq’ah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • a) Bentuk huruf yang lebih pendek dari jenis khat lain.
  • b) Bentuk huruf yang lebih sederhana dari jenis khat lain.
  • c) Tanda  baca  huruf  tidak  dituliskan  semua,  hanya  titik  dan tasyjid, harakat tidak ditulis pada khat Riq’ah.
  • d) Khat Riq’ah selalu ditulis berjajar di atas garis tulis kaligrafi Arab.
Khat Riq’ah merupakan khat yang paling sederhana dan paling mudah  teknik  penulisannya.  Khat  Riq’ah  paling  sering  digunakan penulisannya  dalam  kehidupan  sehari-hari,  karena  bentuknya  yang mudah ditiru dan digoreskan dengan pena. Karakter tulisan khat Riq’ah sangat sederhana, sehingga cocok digunakan untuk menulis cepat.
Khat Riq’ah

4) Khat Farisi
Khat Farisi  banyak  berkembang  di  Persia,  Pakistan,  India,  dan juga  Turki.  Khat  jenis  ini  banyak  digunakan  untuk  penulisan  malajah-majalah,  surat  kabar,  maupun  karangan-karangan  lainnya. Khat Farisi memiliki  perbedaan  yang  mencolok  dibandingkan  dengan  jenis  khat lainnya. Khat Farisi  memiliki  bentuk  yang  miring  ke  arah  kanan. Sedangkan khat lainnya lebih cenderung miring ke kiri. Menurut sejarah, perkembangan khat Farisi  berasal  dari  khat  Kuufi  yang  dibawa  oleh bangsa  arab  saat  menaklukan  Persia  dan  kemudian dijadikan  tulisan resmi bangsa Persia

Khat Farisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • a) Huruf  khat  Farisi  ditulis  miring  ke  kanan,  sedangkan  khat  lainnya ditulis miring ke kiri
  • b) Khat  Farisi  ditulis  tanpa  menggunakan  tanda  baca  yang  lengkap, hanya ada titik sebagai tanda baca.
  • c) Khat  Farisi  memiliki  ketebalan  yang  berbeda  di  setiap goresannya, sehingga  memerlukan  dua  pena  dengan  ukuran  yang  berbeda  untuk mendapatkan tebal dan tipis huruf yang berbeda.

5) Khat Diwani
Hamuud  Jalwi  Almughrii  mengatakan  bahwa,  khat Diwani merupakan khat terindah di antara khat lainnya. Kha Diwani berkembang pada masa kerajaan Utsmani yang bersamaan dengan perkembangan khat Farisi pada abad 15M. Khat Diwani dikembangkan oleh penulis kerjaan dan  dijadikan  tulisan  resmi  di  kantor-kantor  kerajaan   Turki  Utsmani. Tulisan khat Diwani memiliki ciri miring dan melengkung-lengkung dan saling tumpang tindih.

Khat Diwani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • a) Bentuk khat Diwani melingkar-lingkar dan bisa saling disambung.
  • b) Khat Diwani dapat ditulis bertumpuk-tumpuk seperti khat Tsuluts.
  • c) Khat  Diwani  tidak  menggunakan  tanda  baca  yang  lengkap,  tidak menggunakan harakat, hanya titik dan tasyjid.
  • d) Khat Diwani ditulis di atas garis tulis kaligrafi Arab.
Khat Diwani

6) Khat Diwani Jaali
Khat Diwani  kemudian  berkembang  menjadi  tulisan  hias  yang disebut  dengan khat Diwani  Jaali. Khat Diwani  Jaali  memiliki  teknik penulisan  yang  hampir  sama  dengan khat Diwani  dan  lebih mengutamakan hiasan dari pada tulisannya.

Khat Diwani Jaali merupakan salah satu jenis khat Diwani. Khat Diwani  Jaali  memiliki  beberapa  kesamaan  dengan  khat  Diwani  pada penulisan  hurufnya.  Teknik  penulisan  khat  Diwani  Jalii  juga  memiliki kesamaan dengan teknik penulisan dengan khat Diwani. Hanya beberapa huruf yang memerlukan penulisan dengan menggunakan dua pena.

Khat Diwani Jaali memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Bentuk  huruf  dan  teknik  penulisan  yang  hampir  sama  dengan  khat Diwani.
  • Khat  Diwani  Jaali  ditulis  sangat  rumit  dengan  hiasan  titik-titik  yang memenuhi celah antar huruf.
  • Khat Diwani Jaali ditulis berjajar sesuai bentuk huruf.
  • Khat  Diwani  Jaali  ditulis  menggunakan  dua  jenis  pena  untuk mendapatkan hasil goresan dengan ketebalan yang berbeda.
  • Khat  Diwani  jaali  menggunakan  tanda  baca  yang  lengkap  dengan harakat dan titik.
Khat Diwani Jaali

7) Khat Kuufi
Khat Kuufi  disebut  juga  dengan khat  Muzawwa,  atau  yang memiliki  arti  siku-siku,karena  bentuknya  yang  siku-siku.  Khat  Kuufi berasal  dari  tempat  yang  bernama  Hirah,  yaitu  sebuah  daerah  di  dekat kota Kufah di Arab Saudi. Khat Kuufi berkembang pada abad 8M pada masa  akhir  kerajaan  Ummayyah  dan  terus  berkembang  dengan munculnya  para  penulis-penulis  kaligrafi  dari  berbagai  daerah.

Perkembangan khat Kuufi mencapai puncak dan kesempurnaannya pada tahun 272H oleh penulis kaligrafi kelahiran Baghdad, yaitu Abu Ali Al Shadr Muhammad bin Al Hasan bin Muqlah yang telah menciptakan rumus penulisan huruf-huruf khat Kuufi yang baik dan benar.

Khat Kuufi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Khat Kuufi memiliki bentuk  yang kaku dengan  banyak bentuk sikusiku.
  • Khat kuufi tidak menggunakan harakat, hanya tanda titik untuk huruf-huruf tertentu.
  • Khat  Kuufi  biasa  menggunakan  hiasan  ornamental  untuk  menghiasi huruf-hurufnya.
  • Khat Kuufi biasa ditulis berjajar lurus pada bagian dasar hurufnya.
  • Khat kuufi memiliki ketebalan huruf yang sama, tidak ada perbedaan ketebalan huruf.

Disebut  sebagai  khat  Kuufi  karena  asal  mula  ditemukannya tulisan  tersebut  di  daerah  Kuufah,  Arab  Saudi. Khat  Kuufi  merupakan khat  yang  paling  tua  dan  paling  lama  dalam  sejarah  tulis-menulis kaligrafi  Arab.  Senada  dengan  yang  dikatakan  oleh  Hamuud  Jalwi Almughri bahwa, khat  Kuufi ditemukan ketika  bentuk kaligrafi saat itu masih  belum  membentuk  sebuah  tulisan yang  indah,  hanya  seperti bentuk-bentuk  tumbuhan,  tanpa  menggunakan  tanda  baca  tulisan  Arab dan  tanpa  titik.  Setelah  melalui  pengembangan  tulisan  di  setiap zamannya, khat Kuufi berkembang ke bentuk yang digunakan berulangulang dan mulai dipatenkan bentuknya.
Khat Kuufi